Sukses berbisnis tas tidak
membuat Vidia Chairunnisa berhenti melakukan ekspansi usaha. Ibu satu anak ini
masih saja menyiapkan sejumlah rencana ekspansi bisnis demi membesarkan
usahanya.
Beberapa rencana bisnis yang sudah disiapkan adalah meluncurkan dua merek baru untuk produk tasnya. Rencana ini telah digadang-gadang sejak lama. "Mereknya Viar dan Zora," ujar Vidia.
Tidak lagi fokus ke tas remaja, merek baru tersebut akan menyasar kalangan menengah atas. Untuk merek Zora, konsep tasnya dibuat lebih mewah untuk keperluan pesta. Sementara merek Viar akan dibuat bernuansa etnik, seperti motif batik dari berbagai daerah. "Rencana dan konsep pembuatan tas itu sudah terpikir dan mudah-mudahan tahun ini bisa jalan," ungkapnya.
Sebelumnya, Vidia juga telah mendiversifikasikan produknya dengan memproduksi dompet. Hal itu dilakukannya dalam setahun terakhir.
Namun, Vidia melihat bisnis intinya tetap di bidang pembuatan tas. "Makanya saya terus berencana membesarkan usaha tas saya," ujarnya.
Bagi Vidia, dompet sekadar pelengkap bisnis tasnya. Kendati pelengkap, sebelum memproduksi dompet, ia tetap melakukan riset pasar. "Banyak orang yang membeli tas juga sekalian membeli dompet," ujarnya.
Selain dompet, ia juga berencana memproduksi aksesori-aksesori fesyen bagi kebutuhan kalangan remaja. "Tapi sekarang saya masih fokus membesarkan usaha pembuatan tas ini dulu," ujarnya.
Menurut Vidia, potensi pasar tas di Indonesia sangat besar. Ia merasa baru mengambil sedikit di pangsa pasar yang ada. Oleh karena itu, Vidia terobsesi untuk terus memperbesar penjualan tasnya.
Untuk itu, dalam waktu dekat, ia berencana membuka toko ritel di Jakarta dan Lombok. Kedua wilayah itu sebagai pasar yang potensial dan menarik untuk digarap. "Jakarta selalu menjadi kiblat fesyen terutama tas," ucapnya.
Vidia merasa belum begitu maksimal menggarap pasar Jakarta. Selama ini produk tasnya lebih banyak dipasarkan ke daerah. Alhasil, dia ingin produknya juga bisa merambah pasar Jakarta.
Sejauh ini, menurut pengamatannya, pasar tas di Jakarta masih dikuasai oleh produk tas buatan luar negeri. Baginya, menaklukkan pasar tas di Jakarta adalah sebuah ambisi besar. "Apabila berhasil menembus Jakarta berarti jerih payah saya terbayar lunas," ungkap dia.
Kendati bisnis berkembang, Vidia belum berencana menambah karyawan yang saat ini sebanyak 25 orang. Dengan jumlah karyawan sebanyak itu, ia dapat memproduksi 1.300 tas per bulan.
Untuk rekrutmen karyawan ini Vidia cenderung selektif. Calon karyawan harus melalui sejumlah tes, seperti tes psikologi. Ini demi menjaring karyawan yang benar-benar memiliki kompetensi.
Vidia mengklaim menggunakan pendekatan secara kekeluargaan terhadap para karyawannya. Apabila ada karyawannya yang sedang bermasalah, ia tak segan-segan mencarikan jalan keluar secara musyawarah. Berkat sistem kekeluargaan itu, karyawannya selalu giat bekerja. "Sejauh ini belum ada yang mengecewakan," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar